Penemuan obat adalah sebuah usaha yang diarahkan pada
suatu target biologis, yang telah diketahui berperan penting dalam perkembangan
penyakit atau dimulai dari suatu molekul dengan aktivitas biologi yang menarik.
Rancangan Obat adalah usaha untuk mengembangkan obat yang telah ada, yang
sudah diketahui struktur molekul dan aktivitas biologisnya, atas dasar
penalaran yang sistematik dan rasional, dengan mengurangi faktor coba-coba
seminimal mungkin.
Tujuan perancangan obat adalah mendapatkan obat baru
dengan aktivitas yang lebih baik dengan biaya yang layak secara ekonomi,
kemudian berkembang untuk mendapatkan obat dengan efek samping yang minimal
(aman digunakan), bekerja lebih selektif, masa kerja yang lebih lama, dan
meningkatkan kenyamanan pemakaian obat. Rancangan obat sering digambarkan
sebagai proses elaborasi sistematik untuk mengembangkan lebih lanjut obat yang
sudah ada, dengan tujuan mendapatkan obat baru dengan efek biologis yang
diinginkan dan mengurangi atau menghilangkan efek samping yang ada, melalui
manipulasi molekul.
Langkah-langkah perancangan obat :
- Mencari senyawa penuntun (lead compound), Senyawa yang digunakan sebagai awal modifikasi molekul. Senyawa penuntun adalah senyawa yang dapat menimbulkan aktivitas biologis, seperti aksi terapeutik, aksi toksik, regulasi fisiologis, hormon, dan feromon, serta senyawa yang terlibat atau berpengaruh terhadap proses biokimia dan patologi pada hewan atau tumbuh-tumbuhan.
- Manipulasi molekul (modifikasi molekul atau modifikasi struktur), Mensintesis sejumlah turunan senyawa penuntun, melakukan identifikasi struktur dan menguji aktivitas biologisnya. Gugus atau substituen yang disubsitusikan dapat dipilih dengan menggunakan metode Topliss, metode pencarian Fibonacci, metode Rangkaian optimisasi simpleks atau Analisis klaster. Jumlah senyawa yang disintesis tergantung dari metode yang digunakan.
- Merumuskan hubungan kuantitatif sementara antara struktur-aktivitas biologis dari senyawa yang jumlahnya terbatas dengan menggunakan statistik analisis regresi. Pada tahap ini umumnya digunakan model LFER Hansch (model ekstratermodinamik) atau model de novo Free-Wilson. Parameter sifat kimia fisika yang digunakan dalam HKSA model Hansch adalah parameter lipofilik seperti log P, , f dan Rm, parameter elektronik, seperti pKa,π ∂, ∂i, ∂*, F, dan R, serta parameter sterik, seperti MR, (P), Es, L, dan B1-B5.
- Hasil analisis regresi kemudian dievaluasi dan merancang sejenisnya untuk mengembangkan dan menyempurnakan hubungan tersebut. Peneliti harus sudah yakin bahwa senyawa sejenis yang akan disintesis merupakan pilihan”terbaik” secra hipotesis.
- Merancang penggunaan bentuk sediaan obat yang sesuai.
- Merancang aturan dosis yang sesuai.
- Evaluasi Klinik
Rancangan
Obat Rasional
Merancang
obat secara rasional berhubungan dengan pengetahuan tentang hal-hal berikut:
- Mekanisme kerja dan sisi kerja obat pda tingkat molekul dan tingkat elektronik.
- Hubungan kualitatif dan kuantitatif struktur kimia dan aktivitas biologis
- Reseptor obat dan topografi tiga dimensi
- Model interaksi obat reseptor
- Efek farmakologis dari gugus yang spesifik
- Hubungan parameter sifat kimia fisika(hidrofob, elektronik dan sterik) dengan aktivitas biologis
- Mekanisme reaksi kimia dan biokimia
- Biosintesis metabolit dan konstituen lain dalam organisme hidup
- Perbedaan sitologi dan biokomia antara manusia dan parasit
Metode yang
digunakan dalam rancangan obat rasional antara lain adalah :
A.
Rancangan
obat dengan bantuan komputer (Computer assited Drug Design = CADD)' terutama
berhubungan dengan parameter kimia fisika yang terlibat dalam aktivitas obat,hubungan kuantitatif
struktur-aktivitas dan model kimia kuantum atau perhitungan orbit molekul.
Program komputer untuk rancangan obat rasional antara lain :
a. BIOCES : Biochemical Expert System,
untuk model protein, rekayasa protein dan Kimia Medisinal
b. CoMFA : Comparative Moleculer Field
Analysis (SYBYL).
c. EMIL : Example Mediated Innovation for Lead
Evolution, untuk mencarievolusi atau rancangan analog.
d. MMMS : untuk model molekul, rancangan
obat dan perhitungan kimiakuantum.
e. GREEN : untuk studi struktur
reseptor
f. RECEPT : untuk rasional
superkomposisi molekul dan mapping reseptor
g. MMS-X : untuk rancangan obat,
mapping reseptor dan analisis konformasi
Program komputer untuk menghubungkan struktur molekul dengan
aktivitas biologis antara lain :
a. ALS : Adaptive Least Square
b. LDA : Linear Discriminant Analysis
c. SIMCA :Statistical Isolinear
Multiple Compound Analysis
d. LLM ;Linear Learning Machine
e. SAS : Statitistical Analysis System
f. HANSCH : metode Hansch,regresi
linear.
g. QSAR : analisis regresi dan de novo
Program komputer untuk analisis struktur molekul:
a. CIS : Chemical Information System,
berisi data-data sp[ektra massa,13C NMR, 1H NMR, struktur
kristal x-ray, dan sistem model matematik.
b. CONGEN : Constained Structure
Generation, bagian dari program DENDRAL, untuk membantu elusidasi struktur
sistem cinci,substitusi isomer,rangka terpen, dan senyawa produk alam
Program komputer untuk rancangan sintesis organik
SECS :
Simulation of Chemical Synthesis, bagian dari program SUMEX, untuk menentukan
jalur sintesis molekul target, dan elusidasi struktur.
B. Grafik molekul,
terutama
untuk mengetahui bentuk konformasi dan model molekul senyawa sebagai petunjuk
dalam rancangan analog.
Program komputer yang digunakan antara lain:
a. 3D-CG (3 Dimensional Computer
Graphics) .
b. LHASA : Grafik struktur
interaktif,untuk sintesis organic
c. OCCS ; grafik struktur
interaktif,untuk sintesi organic
d. PROPHET : Model bangunan tiga
dimensi, tabulasi, graphics, dan analisis statistik data farmakologis
e. MOLPAT ; untuk mencari pola
farmakoforik
f. Pengenalan pola (Pattern
recognition), untuk seleksi senyswa-senyawa yang diinginkan.
Program komputer yang digunakan: ADAPT
C.
Kesesuaian
reseptor (Reseptor-fit), untuk karakterisasi reseptor farmakologis dan melihat
model interaksi obat-reseptor atau substrat-enzim serta ikatan-ikatan kimia
yang terlibat dalam interaksi obat-reseptor.
Contoh obat
yang diketemukan melalui rancangan rasional antara lain ;
a. Pralidoksin, senyawa reaktivator
kolinesterase,digunakan sebagai obat penunjang atropin pada pengobatan keracunan
oleh senyawa organofosfat.
b. Asiklovir, senyawa antivirus yang
efektif terhadap herpes; dapat mengikat secara kuat dan spesifik enzim
timidikinase pada virus herpes
c. Brokresin, penghambat histidin
dekarboksilase, enzim yang berperan pada biosintesis histamin; sehingga dapat
bekerja sebagai antihistamin yang poten
d. Kaptopril, suatu penghambat enzim
pengubahangiotensin (ACE inhibitor), yang digunakan sebagai antihipertensi.
e. α-Metildopa, suatu penghambat enzim
l-asam amino aromatic dekarboksilase, yang digunakan untuk pengobatan
hipertensi.
Dari
berbagai macam cara untuk mendapatkan obat di atas, modifikasi molekul dan
rancangan obat secara rasional merupakan cara yang sekarang banyak dilakkukan
dan dikembangkan oleh para ahli farmasi, kimia, kedokteran, dan farmakologi
dalam usaha membuat obat-obat baru. Dengan kemajuan teknologi komputer, maka
diperkirakan pada awal abad 21 akan lebih banyak diketahui struktur molekul
reseptor secara tiga dimensi, sehingga diketahui cara kerja obat pada tingkat
molekul dan peran berbagai kekuatan fisik dan kimia pada proses interaksi obat-reseptor.
Hal tersebut akan lebih mendorong ditemukannya molekul obat baru yang dirancang
secara rasional.
HUBUNGAN KUANTITATIF STRUKTUR-AKTIVITAS
Aktivitas biologis suatu obat diperoleh setelah
terjadi interaksi senyawa dengan molekul spesifik dalam obyek biologis.
Interaksi tersebut ditunjang dengan spesifisitas sifat kimia fisika senyawa
yang tinggi. Aktivitas obat berhubungan dengan sifat kimia fisika obat, dan
merupakan fungsi dari struktur molekul obat.
Hubungan kuantitatif struktur kimia dan aktivits
biologis obat (HKSA) merupakan bagian penting rancangan obat, dalam usaha
mendapatkan suatu obat baru dengan aktivitas yang lebih besar, keselektifan
yang lebih tinggi, toksisitas atau efek samping yang sekecil mungkin dan kenyamanan
yang lebih besar. Selain itu dengan menggunakan model HKSA, akan lebih banyak
menghemat biaya ataulebih ekonomis, karena untuk mendapatkan obat baru dengn
aktivitas yang dikehendaki, factor coba-coba ditekan sekecil mungkin sehingga
jalur sintesis menjadi lebih pendek.
Pendekatan hubungan struktur dan aktivits biologis
mulai berkembang dengan pesat dengan dipelopori oleh Corwin Hansch dan
kawan-kawan, yang menghubungkan struktur kimia dan aktivitas biologis obat
melalui sifat-sifat kimia fisika umum seperti kelarutan dalam lemak, derajat
ionisasi atau ukuran molekul. Setelah itu hubungan kuantitatif antara aktivitas
biologis dan parameter yang menggambarkan perubahan sifat kimia fiiska yaitu
parameter hidrofobik, elektronik dan sterik.
1. Model
Pendekatan HKSA Free-Wilson
Free dan Wilson (1964) mengembangkan suatu konsep
hubungan struktur dan aktivitas biologis obat yang dinamakan model de novo atau
model matematik Free-Wilson. Bahwa respon biologis merupakan sumbangan
aktivitas dari gugus-gugus substituent terhadap aktivitas senyawa induk, yang
dinyatakan dengan persamaan:
Log 1/C = Σ S + µ
Log 1/C = logaritma aktivitas biologis
Σ S = total sumbangan substituen terhadap aktivitas
biologis senyawa induk
µ = aktivitas biologis senyawa induk pada substitusi
bermacam-macam gugus pada daerah atau zona yang berbeda
Log 1/C = Σ An.Bn+ µ
Σ An.Bn= total sumbangan aktivitas dari n substituen
dalam n zona terhadap aktivitas senyawa induk
Jumlah senyawa yang disintesis merupakan hasil kali
jumlah substituen pada tiap-tiap zona dari senyawa induk
Jumlah senyawa minimal yang disintesis untuk dapat
dianalisis secara Free Wilson
N = 1 + Σj(ni-1)
j = jumlah
kedudukan substituen
ni= jumlah substituen pada kedudukan i
Untuk menghitung konstribusi masing-masing digunakan
perhitungan statistik cara matriks dan analisis multiregresi linier dengan
bantuan computer program QSAR. Hasilnya diperoleh gugus-gugus yang memberikan
sumbangan optimal terhadap aktivitas biologis struktur induk.
2.
Metode Hansch dikembangkan oleh
Hansch pada tahun 1964. Model Hanch mengasumsikan aktivitas biologis sebagai
fungsi dari parameter-parameter hidrofobisitas (π), elektronik (σ), dan sterik
(Es) yang terdapat pada molekul, yang dapat dinyatakan secara matematis sebagai
persamaan (II,3) berikut:
Log A = aΣπ + bΣ σ + cΣ Es + d
Notasi a,b,c dan d mmenyatakan
tetapan persamaan regresi. Notasi π
adalah tetapan hidrofobisitas subsituen menurut Hansch-Fujita, σ adalah
tetapan hammet yan menyatakan sifat elektronik, dan Es adalah tetapan
subtituen sterik menurut Taft. Ketiga parameter tersebut diperoleh dari
pendekatan ekstratermodinamika atau model kaitan linear energi bebas (Linear
Free Energy Relationship), yaitu suatu model matematik yang dikembangkan dari
hubungan reaktivitas kimia dengan parameter subtituen yang dikemukaan oleh
Hammet pada tahun 1938.
Analisis Hansch kemudian
dikembangkan dengan menggunakan parameter sifat fisikokimia dari struktur
molekul atau menggunakan beberapa parameter teoritis. Parameter-parameter tersebut
digunakan sebagai variabel bebas yang memberikan aktivitas biologis. Istilah
”parameter” sebagai variabel bebas dalam analisis QSAR sering disebut
predikator atau deskriptor.
3.
Analisis QSAR (3D)
Analisis QSAR (3D) dikembangkan
sebagai antisipasi permasalahan pada analisis Hansch, yaitu senyawa-senyawa
enantiomer yang memiliki kuantitas sifat fisikakimia yang sama, tetapi memiliki
aktivitas biologis yang berbeda. Ternyata diketahui bahwa efek stereokimia
memegang peranan penting pada harga aktivitas biologis obat. Metode QSAR-3D
memnggunakan prosedur analisis perbandingan medan molecular atau Comparative
Molecular Field Analysis(CoMFA) yang dikemukakan oleh Cramer dkk, (1988). CoMFA
berusaha untuk menyusun suatu hubungan antara aktivitas biologis da sifat
sterik dan atau elektrostatik dari suatu seri senyawa.
Prosedur CoMFA diawali dengan
mendefenisikan aturan superposisi suatu seri senyawa-senyawa, kemudian
dilakukan perhitungan energi sterik dan energi interaksi elektrostatik dengan
atom-atom dari masing-masing senyawa pada setiap titik kisi (grid point) dalam
suatu ruang tiga dimensi. Hasil dari prosedur ini adalah suatu matriks dengan
jumlah kolom energi (energi interaksi medan) lebih banyak dari pada jumlah
baris senyawa.
Untuk memperoleh persamaan linier
dari matriks tersebut menggunakan metode analisis regresi yang disebut Partial
Least Squares(PLS)
Permasalahan:
1. Apa keuntungan dan kerugian dari Model Pendekatan HKSA Free-Wilson?
2. Apakah dalam perancangan dalam QSAR dapat menghasilkan senyawa yang tidak baik?
3. Bagaimana cara milih leadcompound yang baik?
hai yoan saya ingin menjawab pertanyaan no 1
ReplyDeletemodel ini memiliki kekurangan karena tidak dapat digunakan bila efek subtituen bersifat tidak linier atau bila ada interaksi antar subtituen. Selain itu model ini memerlukan banyak senyawa dengan kombinasi subtituen yang bervariasi untuk dapat menarik kesimpulan yang benar. Meskipun demikian model ini juga mempunyai keuntungan karena dapat menghubungkan secara kuantitatif antara struktur kimia dan aktivitas biologis dari turunan senyawa dengan bermacam-macam gugussubtitusi pada berbagai zona. Model ini digunakan bila tidak ada datatetapan kimia fisika dari senyawa-senyawa yang diteliti dan uji aktivitaslebih lambat dibanding dengan sintesis turunan senyawa.
saya akan menambahkan jawaban no 1
DeleteKeuntungan penggunaan model Free-Wilson adalah dapat dikerjakan dengan cepat, sederhana, dan murah. Disamping pengetahuan tentang struktur molekul dan aktivitas biologis yang sesuai, tidak diperlukan pengetahuan tantang tetapan subtituen seperti σ, π, Es. Metode Free-Wilson lebih efektif diterapkan jika uji aktivitas biologis lebih lambat daripada sintesis senyawa turunan dan jika tidak tersedia tetapan substituen.
Kelemahan metode Free-Wilson yaitu:
1. Penggunaan model Free-Wilson akan menghasilkan model persamaan yang hanya dapat memprediksikan turunan baru dalam jumlah terbatas.
2. Tidak dapat digunakan untuk memprediksi gugus lain yang berbeda dari jenis gugus yang digunakan dalam analisis.
3. Pada kebanyakan kasus, jumlah parameter akan jauh lebih besar daripada jumlah senyawa sehingga secara statistik akan tidak signifikan.
menurut saya jawaban no 2 sejauh ini senyawa yang dihasilkan baik-baik saja dan tidak ada permasalahan
ReplyDeletesaya ingin menambah jawaban no 2 menggunakan model HKSA, akan lebih banyak menghemat biaya ataulebih ekonomis, karena untuk mendapatkan obat baru dengn aktivitas yang dikehendaki, faktor coba-coba ditekan sekecil mungkin sehingga jalur sintesis menjadi lebih pendek. sehingga tidak memungkinkan hasil yang dapat tidak baik
Deletesaya ingin mencoba jawaban no 3
ReplyDeleteSkrining acak, Ekstraksi senyawa aktif dari bahan alam, Modifikasi molekuler obat, Seleksi atau sintesis obat tunak,ra-obat / prodrug,Rational Drug Design
Lead compound merupakan suatu komponen di dalam senyawa yang menimbulkan aktivitas biologis, oleh karena itu untuk memilih lead compound yang baik tergantung dari penyakit serta efek farmakologis yang diharapkan. Maka dari itu, lead compound yang baik harus memberikan efek terapeutik yang baik setelah berikatan dengan reseptor tujuan di dalam tubuh
Deleteingin menambahkan, dimana efek farmaklogis yang dimaksud adalah yang memiliki efek samping yang sedikit, a tujuan terapi yang sesuai, serta aman dlm penggunaannya
DeleteYoan, Dalam HKSA model Hansch lebih berkembang dan lebih banyak di gunakan di banding model de novo Free-Wilson..
ReplyDeleteModel de novo ini kurang berkembang, Karena :
1. Tidak dapat digunakan bila efek substituen tidak bersifat linier.
2. Bila ada interaksi antar substituen.
3. Memerlukan banyak senyawa dengan kombinasi substituen bervariasi untuk menarik kesimpulan yang benar.
Keuntungannya :
1. Dengan menguji HKSA turunan senyawa dengan bermacam-macam gugus substitusi pada berbagai zona.
2. Digunakan bila tidak ada data tetapan kimia fisikadari senyawa dan uji aktivitas lebih lambat dibanding sengan sintesis turunan senyawa.
no.
ReplyDeletedari beberapa artikel yang saya baca perancangan obat dengan metode QSAR dapat menghasilkan senyawa yang lebih baik karena, telah dilakukan perhitungan secara matematis terlebih dahulu sebelum dilakukan perancangan obat baru,sehingga kemungkinan menghasilkan senyawa obat yang tidak baik dapat terhindarkan.
baiklah saya kan mencoba menjawab pertanyaan no 3. Adapun cara memilih lead compound yang baik menurut saya yaitu dengan melihat aktivitas biologis spesifik dan menarik dari suatu senyawa yang akan menjadi tujuan, sehingga apabila telah diketahui maka pengembangan obat baru dapat dikembangkan lebih lanjut. Adapun tujuan dilakukan hal demikian agar senyawa yang dikembangkan mempunyai ES minimal, lebih poten dan aman.
ReplyDeletelead compound yang baik harus memberikan efek terapeutik yang baik setelah berikatan dengan reseptor tujuan di dalam tubuh
ReplyDelete